TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua
Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, kembali mengejutkan penyidik
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memeriksanya pada Jumat
(21/3/2013). Bahkan, kali ini penyidik yang memeriksa Anas sampai
menghentikan sementara pemeriksaan untuk istirahat.
Pada hari itu
Anas memberikan informasi dan data tentang adanya data penyumbang fiktif
dalam laporan dana kampanye Partai Demokrat pada Pilpres 2009, termasuk
dugaan aliran dana Bank Century ke dalam laporan dana partai tersebut.
Selain
itu, Anas juga menceritakan ke penyidik, bahwa dana Rp 200 juta yang
dipakai untuk uang muka (Down Payment) pembelian mobil Harrier-nya
adalah pemberian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Anas
mengaku diberi Rp 300 juta dari Presiden SBY sebagai ucapan terima kasih
pemenangan Pileg dan Pilpres 2009.
"Mereka kelihatan bingung
waktu Anas beri keterangan itu. Saya sampaikan ke mereka, ini persoalan
keadilan, ini sebuah konsekuensi dari pemeriksaan Anas. Jadi, harus
diteruskan (ditindaklanjuti)," kata Firman, pengacara yang mendampingi
pemeriksaan Anas.
"Penyidik-penyidik itu enggak meragukan. Cuma
cara mengetiknya aja jadi semangat, tak tik tok, tak tik tok.
Wajahnya..yah penyidik bilang, 'Aduh..! Bagaimana ini?" kata Firman
mengulangi percakapan yang terjadi saat pemeriksaan Anas.
Menurut
Firman, saat itu penyidik yang memeriksa Anas mengeluh setelah mendengar
keterangan tersebut. Selain itu, jumlah penyidik yang memeriksa Anas
juga ditambah.
"Jadi, efek pengakuan AU kemarin itu, pemeriksaan
jadi lengkap. Setelah pengakuan AU itu, mereka bilang istirahat
pemeriksaannya, lalu mereka rapat," katanya.
Kepada penyidik, Anas
juga menceritakan tentang adanya arahan kebijakan kepada dirinya
sewaktu menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI.
"Penyidik
tanya, apa pak? Kata Anas, mas saya mau bicara tentang proses Century.
Lalu pemeriksaan jadi lengkap. Pemeriksanya bilang aduh, saya juga
bilang aduh, aduh... Tapi, saya bilang ke pemeriksanya, ya sudah,
direspon aja (ditindaklanjuti/red)," kata Firman.
"Tapi, mereka
bilang istirahat saja dulu. Kata Anas, 'Saya kalau diajak istirahat ayo,
kalau mau diajak ke kanan ayo, ke kiri ayo, ke atas dan bawah juga ayo.
Diperiksa sampai malam juga siap'. Setelah itu penyidiknya bilang
istirahat dulu," imbuhnya.
Firman berharap penyidik dan pimpinan
KPK bisa profesional atas keterangan dan data yang telah diberikan Anas
ini dengan menindaklanjuti dan mendalami materi tersebut. Anas tak ingin
terulang tidak diprosesnya pemberian CD (compact disc) tentang dana
yang digunakan Andi Mallarangeng untuk iklan pencalonan ketua umum pada
Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010.
buka semua saja bang anas...kami mendukung mu.
BalasHapus