TAUHID DAN RUANG
LINGKUPNYA
A. Pengrtian Ilmu
Tauhid
Kata
‘tauhid’ berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata
“wahada”,yuwahhidu”,”tauhidan”, yang mengandung makna menyatukan atau
mengesakan. Jadi bertauhid artinya meng-Esa-kan Tuhan pencinta alam semesta
yang tidak ada sekutu bagi-Nya dengan keyakinan yang bulat, sehingga tumbul
yang seyakinnya bahwa Allah Maha Kuasa tidak ada yang mnandinginya.
Istilah
tauhid yang berasal dari masdar taf’il dalam
bahasa arab itu, kadang-kadang digunakan dalam arti”menyukutukan” dan
kadang-kadang diartikan”memandang sebagai satu”, dan kita mengetahui bahwa
masdar taf’il tidak selalu digunakan
untuk mentransitifkan maknanya yang mansyur.
Tauhid
merupakan tindakan mengimani Allah sebagai zat tunggal tanpa sekutu dan tanpa
terdiri dari bagian-bagian (terbegi), atau memberikan sifat satu dan tunggal
(tak ada duanya) pada Allah dan hanya Allahlah yang bias menyandang sifat ini.
Oleh karna itu,tauhid berarti memandang sebagai satu dan satu-satunya. Namun,dalam
penggunaan umat Islam dan menurut para ahli hukum Islam, tauhid berarti
memandang Allah sebagai satu-satunya, dan bukan berarti memandang segala
sesuatu sebagai satu dan satu-satunya.
Muhammad
bin Abduh Wahab dalam kitabnya “Al-Tauhid” menyatakan batasan tentang makna
“Al-Tauhid”, menurut bahasa adalah meyakini keesaan Tuhan, atau menganggap
bahwa hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang lain selain Allah.
Dalam
hubungannya dengan agama islam, pengertian Tauhid menurut istilah mengandung
pegertian bahwa di dunia ini hanya ada satu Tuhan yaitu Allah Rabbul ‘alamin.
Tidak ada yang disebut Tuhan,atau dianggap sebagai Tuhan, atu dinobatkan
sebagai Tuhan, selain Allah. Jadi smua di dunia ini hanya makhluk belaka, tidak
boleh ada kepercayaan yang menyelinap dalam hati bahwa Allah ada yang pantas
atau patut untuk dipertahankan. Allah itu haha Esa tidak beranak dan tidak
diperanakan seabagai firman Allah dalam surat
112 ayat 1-4, yaitu :
Terjemahan
|
Text
Qur'an
|
Ayat
|
Katakanlah:
"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
|
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
|
1
|
Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
|
اللَّهُ الصَّمَدُ
|
2
|
Dia
tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
|
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
|
3
|
dan
tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
|
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
|
4
|
B.
Nama Lain Ilmu Tauhid
1.Ilmu Tauhid
dinamakan Ilmu Ushuluddin adalah krna ilmu tersebut membahas tentang
prinsip-prinsip kepercayaan agama yang mendasar dengan dalil-dalil yang qat’I
yaitu al-Qur’an dan hadits Mutawwatir serta dalil akal pikiran.
2.Ilmu Tauhid
dinamakan Ilmu Aqa’id (jama dari aqaidah yang berarti simpulan) yakni
kepercayaan yang tersimpul dalam hati.
Aqa’id
artinya akidah-akidah keyakinan tentang Allah, para Rasul, Malaikat-Malaikat,
dan akidah lainya.
3. Ilmu Tauhid juga
dinamakan ilmu kalam yakni ilmu yang membicarakan soal kepercayaan. Dinamakan
ilmu kalam karna soal-soal kepercayaan ini menajadi buah pembicaraan yang
hangat dikalangan orang-orang yang mempunyai kepercayaan tersabut antara sesama
mereka.
C. Bagian-Bagian Ilmu
Tauhid
1. Tauhid Rububiyyah
(Ke-tuha-nan)
2. Tauhid Uluhiyyah
(‘Ubudiyah-Peribadatan)
3. Tauhid Mulkiyah
4. Tauhid Asma’ wa
Sifat (Nama-nama Tuhan dan Sifat-sifat-Nya)
5. Tauhid I’tiqadi
(Kepercayaan/keyakinan)
6. Tauhid Qauli
(Ucapan)
7. Tauhid Amali
(Perbuatan)
BAB III
IMAN DAN ISALAM
A. Pengertian dan
Islam Menurut Lughat
Istilah
iman yang art I umumnya, adalah “percaya”, berakar dari kata a-m-n, yang
artinya “,(dalam keadaan) damai dengan diri sendiri atau merasakan tidak adanya
kegoncangan dalam diri seseorang.
B. Iman dan Islam
Menurut Al-Qur’an
Iman
dan Islam menurut lughat (etimologi) atau bahasa semata-semata, yaitu Iman
maknanya tasdiq (percaya).Islam maknanya inqiad
(tunduk), dalam arti tunduk dan menyerahkan diri kepada siapa saja yang memerintah.
Jadi maksud lafadz iman disini ialah mempercayai segala apa yang diturunkan
Allah kepada Nabi- nabi-Nya. Sedangkan lafadz Islam disini ialah semata-mata
hanyalah meyerahkan diri kepada Allah Rabul’Alamin.
C. Iman dan Islam
Menurut Syara’
Pengertian
iman dan islam menurut syara’ keduanya dimaksudkan untuk lahir dan batin. Makna
demikian iniklah yang dinamakan ad-dhin, yaitu yang tercakup di dalamnya iman
dan islam (lahir dan batin). Adapun dalam beragama,jika hanya lahir saja, maka
tudak dapat diterima oleh syara’Allah dengan demikian juga sebaliknya.
Islam
adalah kata bahasa arab yang di ambil dari kata salima yang artinya selamat,
damai, tunduk, pasrah dan berserah diri kepada Allah –lahir maupun batin dengan
melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi semua larangan-Nya.Islam adalah
suatu agama yang berisi ajaran tentang tatacara hidup yang diturunkan Allah
kepada umat manusia melalui para rasul-Nya.
BAB III
PERBANDINGAN DAN
ANALISISA
A. Akal dan Wahyu
Teologi
sebagai ilmu yang membahas soal ke-Tuhanan dan kewajiban-kewajiban manusia
terhadap Tuhan, memakai akal dan wahyu dalam memperoleh pengetahuan tentang
kedua soal tersebut. Akal sebagai daya berfakir yang ada dalam diri manusia,
berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan, dan wahyu sebagai penyampai dari
alam metafisika turun kepada manusia dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan
dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan.Akal hanya dimiliki oleh
manusia, dan manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari makhluk lainnya.
Allah memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan akalnya, dan Allah tidak
suka kepada manusia yang tidak menggunakan akalnya. Firman allah yang artinya :
“Denagn
(air) itu Ia tumbuhkan untuk kamu tanaman-tanaman,pohon zaitun, pohon kurma,
anggur, dan segala macam buah-buahan,Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah
pertanda bagi kaum yag berfikir.(Q.S. 16: 11)
Ayat
tersebut menegaskan kekeusaan Allah, memperjelas kepada manusia bahwa kenyataan
dialam ini seharusnya menjadi sarana manusia untuk memanfaatkan dan menggunakan
akalnya.
B. Fungsi Wahyu
Wahyu
Allah adalah suatau imformasi”kegaiban” yang tidak bisa diramalkan sebelumnya
oleh manusia. Wahyu dating berbagai cara/tanda yang pada hakikatnya, adalah
bahasa yang nyata (ucapan) dan bahasa yang tidak nyata (ibarat).Wahyu ini hanya
bisa didapat oleh seorang Nabi.Dalam pengalaman para Nabi hampir mengalami
proses ini.
C. Kekuasan dan
Kehendak Mutlak Tuhan
Teologi
kehendak Tuhan (jabbariyah atau Fatalisme).Ciri-ciri kehendak mutlak Tuhan
menurut paham Jabariyah itu adalah:
1.Kedudukan akal yang
rendah
2.Ketidak bebasan manusia
dalam kemamuan dan perbuatan
3.Kebebasan berfikir
yang diikat dengan banyak dogma
4.Ketidak percayaan
kepada sunatullah dan kausalitas
5.Terikat kepada arti
tekstual dari al-Qur’an dan hadits
6.Statis dalam sikap
dan berfikir.
Bagi
kaum Asy’ariyah,mengenai kemutlakan kekuasan dan kehendak Tuhan, seperti yang
dikatakan Alsy’ari dalam Al-banah bahwa Tuhan tidak untuk kepada siapapun;
diatas Tuhan tidak ada suatu zat lain yang dapat membuat hukum dan dapat
menentukan apa yang boleh dibuat dan apa yang tidak boleh dibuat Tuhan.
BAB IV
ALIRAN-ALIRAN KALAM
A.Aliran
khawarij
Khawarij
adalah golongan politik yang menolak sikap Ali bin abi Thalib dalam menerima
penyelesaian sengketa anatara Ali sebagai khalifah dan Mua’wiyah yang menuntut
khalifah. Meskipun mereka semula adalah pengikut Ali,tapi akibat politik
penolakan mereka atas sikap Ali dan membentuk golongan sendiri yang kemudian
dikenal dengan Khawarij. Golongan ini juga disebut dengan nama ‘Hurairah”,
karna setelah mereka memisahkan diri dari Ali menetaokan pemimpin baru di suatu
kampung yang bernama Harura dekat Kufah di Irak.
Tidak
lama kemudian kaum Khawarij ini terpecah menjadi beberapa sekte dan golongan.
Dari permasalahan tersebut timbul beberapa golongan dalam khawarij.
a.Al-Muhakkimah
Al-muhakimah
adalah golongan khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali.
Menurut mereka semua orang yang menyutujui
arbitrase adalah bersalah dan menjadi kafir.
b.Al-Azariqah
Nama
al-zariqah di ambil dari Nafi ibn
al-azraq yaitu pemuka golongan dan sekaligus khalifah pertama yang diberi gelar
“Amir al-Mu’minin”.golongan al-zariqah sikapnya lebih radikal bila di
bandingkan dengan golongan al-Muhakkimah.mereka tidak lagi memakai istilah
kafir,tapi istilah musyrik(polyteisme), dimana dalam Islam syirik merupakan
dosa yang lebh besar dari kafir.
c.Al-Ajaridah
AL-ajaridah
adalah pengikut dari Abd Al-karim Ibn Ajrd. Golongan ini bersifat lunak dari
ketiga sekte di atas. Golongan ini mempunyai paham puratanisme. Paham mereka
berpendapat bahwa berhijrah bukanlah kewajiban seperti yang di ajarkan oleh
Nafi dan Najdah, tetapi hanya merupakan kebaikan dan tidak dihukum kafair.
d.Al-Sufriah
Pemimpin
golongan ini adalah Ziad Ibn Sfar. Golongan ini termasuk golongan ekstrim, akan
tetapi ada beberaoa diantara pendirian mereka yang cukup lunak, antara lain:
1.Anak-anak orang
musyrik tidak boleh dibunuh.
2.Orang Sufriah yang
berhijrah bukan lah kafir.
3.Kafir mereka ada
dua, yaitu kufur nikmat dan kufur rububiyah. Oleh karena itu, kafir tidak
selamanya harus berarti keluar dari islam.
e.Al-Ibadiyah
Golongan
ini yang paling modarat dari seluruh golongan Khawarij.Namanya diambil dari
Abdullah aIbn Ibad.yang pada tahun 686 M, memisahkan diri dari dua golongan
al-Zariqah. Ajaran mereka sangat prinsip antara lain :
1.Orang islam
menentang mereka termasuk kafir tetapi tidak musyrik.
2.Orang yang berbuat dosa
besar adalah tetap dalam lingkungan yang mengesakan Tuhan.dalam artian berbuat
dosa tapi tidak membuat orang itu keluar dari islam.
B.Aliran
Murji’ah
Aliran
ini timbul di Damaskus pada akhir abad pertama Hijriah. Sebagi aliran
Khawarij,aliran murji’ah lahir disebabkan oleh kemelut politik setelah
meninggal Khalipah Usman bin Affan, yang diikuti oleh kerusuhan dan pertumpuran
darah. Pada saat ikemelut tersebut lahirlah dua aliran yaitu Khawarij dan
Syi’ah.
Aliran
ini mempunyai paham yang mengatakan bahwa setiap orang yang berbuat dosa besar
tidak membuatnya dari iman dan selama manusia itu beriman, maka tidak boleh
diperangi. Bagi golongan murji’ah yang diutamakan adalah iman, sedangkan amal perbuatan soal kedua. Perbuatan setelah
iman atau dalam masalah dosa besar itu, masih ada harapan untuk mendapat rahmat
ampunan dan masuk surga.
C. Aliran Jabariah
dan Qadariyah
Jabariah
berasal dari “Jabara”, yang berarti memaksa, atau dalam kata lain manusai
melaksanakan dengan terpaksa. Paham jabariah juga memecahkan beberapa masalah
didasarkan pada Al-Qur’an.
Lawan
dari Jabariah adalah Qadariyah yang mengatakan bahwa manusia punya kebebasan
penuh untuk menciptakan perbuatan dan tindakannya.
Paham
Qadariyah prtma kali di cetuskan oleh Ma’bad al-Juhani yang kemudian
disebarluaskan oleh Ghailan ad-Ddimasyqi. Menurut Ghian manusia berkuasa atas
perbuatannya. Bila berbuat buruk semuanya itu atas kemauan bebas dan kemampuan
dari manusia itu sendiri.
D. Aliran Mu’tazilah
Kaum
Mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih
mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum
Khawarij dan Murji’ah. Dalam pembahasan teologi, mereka banyak memakai akal
sehingga mereka mendapat sebutan “Kaum Rasionalis Islam”.
Aliran
Mu’tazilah timbul di zaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan dan anaknya
Hiyam Ibnu Abdul Malik. Pembangun Mazhab ini adalah Abu Huzdaifah Washil bin
‘Atha al-Ghazali (Wasil bin ‘Atha),yang lahir di madinah pada tahun 80 H (689
M) dan meninggal pada tahun 131 H (74 9) di basrah.
E.Aliran Syi’ah
Syi’ah
mengandung arti pengikut, perkatan Syi’ah secara khusus adalah untuk
orang-orang yang mengangkat Ali dan keluarganya untuk menjadi khalifah dan
berpendapat bahwa Ali dan keluarganya yang berhak menjadi khalifah. Golongan
ini terlalu mangagung-ngagungkan keturunan Nabi, mereka mendahulukan keturunan
nabi untuk menjadi khalifah. Tidak sah dan menyeleweng apabila suatu
pemerintahan tidak di pimpin olehAli dan keturunanya.
Imamah
bagi Syi’ah wajib di imani sebagai iman kepada Nubuwwah. Imamah itu jabatan yang
di berika Tuhan dan seorang Imam, pasti maksum dari segala dosa dan kesalahan.
Menurut
prof.Dr.Hasbi Ash-Shiddiqy bahwa golongan Syi’ah terhadap Ali terbagi menjadi
tiga golongan, yaitu :
a.>Golongan
Mufadldiah, yaitu golongan yang mengutamakan Alli atas segala sabahat tanpa
mengkafirkan sahabat.
b.>Golongan
Rafidhah, yaitu segolongan Imamiah dan golongan Jurudiyah dari golongan Zaidiyah.
c.>Golongan
Ghulah, yaitu golongan yang amat berlebih-lebihan terhadap Ali dan
keturunanyan.
Salasatu
penyebab terpecahnya golongan Syi’ah adanya konsep Tasybih dan Tajsim. Menurut
al-Bagdadi, lshirnya konsep Tasybih dan Tajsim untuk pertama kalinya berasal
dari golongan Ghulatusu Syi’ah dan Rawafidh.
F. Aliran Asy’ariah
Sebab
utama keluarnya adalah perpecahan yang dialami oleh kaum muslimin. Ia khawatir
al-Qur’an dan Hadits menjadi korban darti paham Mu’taizlah yang memuja akal
pikiran, selain itu juga khawatir terhadap sikap ahli hadits antrhopomorphisme
yang hanya memegang nash secara tesktualitas, yang akan menyeret islam kepada
kebekuan dan kelemahan.
G. Aliran
Mutaridiyah
Pembangun
aliran maturidiyah adalah abu Mansur Ibn Muhmma Ibn Al-maturidi yang lahir di Samarkand pada pertengahan
abad 9 M.dan meninggal tahun 94 M. teologi yang di timbulkan nya adalah Ahli
Sunnah. Megenai sifat-sifat Tuhan aliran ini sama dengan golongan Asy’ariyah.
H. Aliran Salafiyah
Adalah
orang-orang hanabilah, yaitu pengikut Imam Ahmad bin Hambal yang berusaha
menghidupkan dan mempertahankan teologi ulama-ulama salaf yang berpuncak pada
ajaran Ahmad bin Hambal yang muncul pada abad lV Hijriah.
Ciri
khas golongan ini adalah, mereka kembali
pada penafsiran harfiah (literalis) atau nash dan memunculkan tradisi hukum,
terutama pemikiran Ahmad bin Hambal menolak dominasi akal dalam memecahkan
masalah keagamaan.
Bagi Ahmad bin Hambal,Iman adalah perkataan
dan perbuatan yang dapat berkurang dan bertambah, dengan kata lain iman
meliputi perkataan dan perbuatan, iman akan bertambah dengan melakukan
perbuatan yang baik dan akan berkurang bila mengerjakan kemaksitan.
0 komentar:
Posting Komentar