RESUME ILMU KALAM

Written By Unknown on Jumat, 21 Maret 2014 | 19.16



BAB  I

TAUHID DAN RUANG LINGKUPNYA

A. Pengrtian Ilmu Tauhid
Kata ‘tauhid’ berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata “wahada”,yuwahhidu”,”tauhidan”, yang mengandung makna menyatukan atau mengesakan. Jadi bertauhid artinya meng-Esa-kan Tuhan pencinta alam semesta yang tidak ada sekutu bagi-Nya dengan keyakinan yang bulat, sehingga tumbul yang seyakinnya bahwa Allah Maha Kuasa tidak ada yang mnandinginya.
Istilah tauhid yang berasal dari masdar taf’il dalam bahasa arab itu, kadang-kadang digunakan dalam arti”menyukutukan” dan kadang-kadang diartikan”memandang sebagai satu”, dan kita mengetahui bahwa masdar taf’il tidak selalu digunakan untuk mentransitifkan maknanya yang mansyur.
Tauhid merupakan tindakan mengimani Allah sebagai zat tunggal tanpa sekutu dan tanpa terdiri dari bagian-bagian (terbegi), atau memberikan sifat satu dan tunggal (tak ada duanya) pada Allah dan hanya Allahlah yang bias menyandang sifat ini. Oleh karna itu,tauhid berarti memandang sebagai satu dan satu-satunya. Namun,dalam penggunaan umat Islam dan menurut para ahli hukum Islam, tauhid berarti memandang Allah sebagai satu-satunya, dan bukan berarti memandang segala sesuatu sebagai satu dan satu-satunya.
Muhammad bin Abduh Wahab dalam kitabnya “Al-Tauhid” menyatakan batasan tentang makna “Al-Tauhid”, menurut bahasa adalah meyakini keesaan Tuhan, atau menganggap bahwa hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang lain selain Allah.
Dalam hubungannya dengan agama islam, pengertian Tauhid menurut istilah mengandung pegertian bahwa di dunia ini hanya ada satu Tuhan yaitu Allah Rabbul ‘alamin. Tidak ada yang disebut Tuhan,atau dianggap sebagai Tuhan, atu dinobatkan sebagai Tuhan, selain Allah. Jadi smua di dunia ini hanya makhluk belaka, tidak boleh ada kepercayaan yang menyelinap dalam hati bahwa Allah ada yang pantas atau patut untuk dipertahankan. Allah itu haha Esa tidak beranak dan tidak diperanakan seabagai firman Allah dalam surat 112 ayat 1-4, yaitu :


Terjemahan
Text Qur'an
Ayat
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
1
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
اللَّهُ الصَّمَدُ
2
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
3
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
4

B. Nama Lain Ilmu Tauhid

1.Ilmu Tauhid dinamakan Ilmu Ushuluddin adalah krna ilmu tersebut membahas tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama yang mendasar dengan dalil-dalil yang qat’I yaitu al-Qur’an dan hadits Mutawwatir serta dalil akal pikiran.
2.Ilmu Tauhid dinamakan Ilmu Aqa’id (jama dari aqaidah yang berarti simpulan) yakni kepercayaan yang tersimpul dalam hati.
Aqa’id artinya akidah-akidah keyakinan tentang Allah, para Rasul, Malaikat-Malaikat, dan akidah lainya.
3. Ilmu Tauhid juga dinamakan ilmu kalam yakni ilmu yang membicarakan soal kepercayaan. Dinamakan ilmu kalam karna soal-soal kepercayaan ini menajadi buah pembicaraan yang hangat dikalangan orang-orang yang mempunyai kepercayaan tersabut antara sesama mereka.
C. Bagian-Bagian Ilmu Tauhid
1. Tauhid Rububiyyah (Ke-tuha-nan)
2. Tauhid Uluhiyyah (‘Ubudiyah-Peribadatan)
3. Tauhid Mulkiyah
4. Tauhid Asma’ wa Sifat (Nama-nama Tuhan dan Sifat-sifat-Nya)
5. Tauhid I’tiqadi (Kepercayaan/keyakinan)
6. Tauhid Qauli (Ucapan)
7. Tauhid Amali (Perbuatan)
                                                                                 



BAB III
IMAN DAN ISALAM

A. Pengertian dan Islam Menurut Lughat
Istilah iman yang art I umumnya, adalah “percaya”, berakar dari kata a-m-n, yang artinya “,(dalam keadaan) damai dengan diri sendiri atau merasakan tidak adanya kegoncangan dalam diri seseorang.
B. Iman dan Islam Menurut Al-Qur’an
Iman dan Islam menurut lughat (etimologi) atau bahasa semata-semata, yaitu Iman maknanya tasdiq (percaya).Islam maknanya inqiad (tunduk), dalam arti tunduk dan menyerahkan diri kepada siapa saja yang memerintah. Jadi maksud lafadz iman disini ialah mempercayai segala apa yang diturunkan Allah kepada Nabi- nabi-Nya. Sedangkan lafadz Islam disini ialah semata-mata hanyalah meyerahkan diri kepada Allah Rabul’Alamin.
C. Iman dan Islam Menurut Syara’
Pengertian iman dan islam menurut syara’ keduanya dimaksudkan untuk lahir dan batin. Makna demikian iniklah yang dinamakan ad-dhin, yaitu yang tercakup di dalamnya iman dan islam (lahir dan batin). Adapun dalam beragama,jika hanya lahir saja, maka tudak dapat diterima oleh syara’Allah dengan demikian juga sebaliknya.
Islam adalah kata bahasa arab yang di ambil dari kata salima yang artinya selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri kepada Allah –lahir maupun batin dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi semua larangan-Nya.Islam adalah suatu agama yang berisi ajaran tentang tatacara hidup yang diturunkan Allah kepada umat manusia melalui para rasul-Nya.



BAB  III

PERBANDINGAN DAN ANALISISA

A. Akal dan Wahyu

Teologi sebagai ilmu yang membahas soal ke-Tuhanan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan, memakai akal dan wahyu dalam memperoleh pengetahuan tentang kedua soal tersebut. Akal sebagai daya berfakir yang ada dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan, dan wahyu sebagai penyampai dari alam metafisika turun kepada manusia dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan.Akal hanya dimiliki oleh manusia, dan manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Allah memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan akalnya, dan Allah tidak suka kepada manusia yang tidak menggunakan akalnya. Firman allah yang artinya :
“Denagn (air) itu Ia tumbuhkan untuk kamu tanaman-tanaman,pohon zaitun, pohon kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan,Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah pertanda bagi kaum yag berfikir.(Q.S. 16: 11)
Ayat tersebut menegaskan kekeusaan Allah, memperjelas kepada manusia bahwa kenyataan dialam ini seharusnya menjadi sarana manusia untuk memanfaatkan dan menggunakan akalnya.
B. Fungsi Wahyu
Wahyu Allah adalah suatau imformasi”kegaiban” yang tidak bisa diramalkan sebelumnya oleh manusia. Wahyu dating berbagai cara/tanda yang pada hakikatnya, adalah bahasa yang nyata (ucapan) dan bahasa yang tidak nyata (ibarat).Wahyu ini hanya bisa didapat oleh seorang Nabi.Dalam pengalaman para Nabi hampir mengalami proses ini.
C. Kekuasan dan Kehendak Mutlak Tuhan
Teologi kehendak Tuhan (jabbariyah atau Fatalisme).Ciri-ciri kehendak mutlak Tuhan menurut paham Jabariyah itu adalah:
1.Kedudukan akal yang rendah
2.Ketidak bebasan manusia dalam kemamuan dan perbuatan
3.Kebebasan berfikir yang diikat dengan banyak dogma
4.Ketidak percayaan kepada sunatullah dan kausalitas
5.Terikat kepada arti tekstual dari al-Qur’an dan hadits
6.Statis dalam sikap dan berfikir.
Bagi kaum Asy’ariyah,mengenai kemutlakan kekuasan dan kehendak Tuhan, seperti yang dikatakan Alsy’ari dalam Al-banah bahwa Tuhan tidak untuk kepada siapapun; diatas Tuhan tidak ada suatu zat lain yang dapat membuat hukum dan dapat menentukan apa yang boleh dibuat dan apa yang tidak boleh dibuat Tuhan.


BAB IV

ALIRAN-ALIRAN KALAM
A.Aliran khawarij
Khawarij adalah golongan politik yang menolak sikap Ali bin abi Thalib dalam menerima penyelesaian sengketa anatara Ali sebagai khalifah dan Mua’wiyah yang menuntut khalifah. Meskipun mereka semula adalah pengikut Ali,tapi akibat politik penolakan mereka atas sikap Ali dan membentuk golongan sendiri yang kemudian dikenal dengan Khawarij. Golongan ini juga disebut dengan nama ‘Hurairah”, karna setelah mereka memisahkan diri dari Ali menetaokan pemimpin baru di suatu kampung yang bernama Harura dekat Kufah di Irak.
Tidak lama kemudian kaum Khawarij ini terpecah menjadi beberapa sekte dan golongan. Dari permasalahan tersebut timbul beberapa golongan dalam khawarij.
a.Al-Muhakkimah
Al-muhakimah adalah golongan khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali.
 Menurut mereka semua orang yang menyutujui arbitrase adalah bersalah dan menjadi kafir.
b.Al-Azariqah
Nama al-zariqah di ambil dari Nafi  ibn al-azraq yaitu pemuka golongan dan sekaligus khalifah pertama yang diberi gelar “Amir al-Mu’minin”.golongan al-zariqah sikapnya lebih radikal bila di bandingkan dengan golongan al-Muhakkimah.mereka tidak lagi memakai istilah kafir,tapi istilah musyrik(polyteisme), dimana dalam Islam syirik merupakan dosa yang lebh besar dari kafir.
c.Al-Ajaridah
AL-ajaridah adalah pengikut dari Abd Al-karim Ibn Ajrd. Golongan ini bersifat lunak dari ketiga sekte di atas. Golongan ini mempunyai paham puratanisme. Paham mereka berpendapat bahwa berhijrah bukanlah kewajiban seperti yang di ajarkan oleh Nafi dan Najdah, tetapi hanya merupakan kebaikan dan tidak dihukum kafair.
d.Al-Sufriah
Pemimpin golongan ini adalah Ziad Ibn Sfar. Golongan ini termasuk golongan ekstrim, akan tetapi ada beberaoa diantara pendirian mereka yang cukup lunak, antara lain:
1.Anak-anak orang musyrik tidak boleh dibunuh.
2.Orang Sufriah yang berhijrah bukan lah kafir.
3.Kafir mereka ada dua, yaitu kufur nikmat dan kufur rububiyah. Oleh karena itu, kafir tidak selamanya harus berarti keluar dari islam.
e.Al-Ibadiyah
Golongan ini yang paling modarat dari seluruh golongan Khawarij.Namanya diambil dari Abdullah aIbn Ibad.yang pada tahun 686 M, memisahkan diri dari dua golongan al-Zariqah. Ajaran mereka sangat prinsip antara lain :
1.Orang islam menentang mereka termasuk kafir tetapi tidak musyrik.
2.Orang yang berbuat dosa besar adalah tetap dalam lingkungan yang mengesakan Tuhan.dalam artian berbuat dosa tapi tidak membuat orang itu keluar dari islam.
B.Aliran Murji’ah 
Aliran ini timbul di Damaskus pada akhir abad pertama Hijriah. Sebagi aliran Khawarij,aliran murji’ah lahir disebabkan oleh kemelut politik setelah meninggal Khalipah Usman bin Affan, yang diikuti oleh kerusuhan dan pertumpuran darah. Pada saat ikemelut tersebut lahirlah dua aliran yaitu Khawarij dan Syi’ah.
Aliran ini mempunyai paham yang mengatakan bahwa setiap orang yang berbuat dosa besar tidak membuatnya dari iman dan selama manusia itu beriman, maka tidak boleh diperangi. Bagi golongan murji’ah yang diutamakan adalah iman, sedangkan  amal perbuatan soal kedua. Perbuatan setelah iman atau dalam masalah dosa besar itu, masih ada harapan untuk mendapat rahmat ampunan dan masuk surga.
C. Aliran Jabariah dan Qadariyah
Jabariah berasal dari “Jabara”, yang berarti memaksa, atau dalam kata lain manusai melaksanakan dengan terpaksa. Paham jabariah juga memecahkan beberapa masalah didasarkan pada Al-Qur’an.
Lawan dari Jabariah adalah Qadariyah yang mengatakan bahwa manusia punya kebebasan penuh untuk menciptakan perbuatan dan tindakannya.
Paham Qadariyah prtma kali di cetuskan oleh Ma’bad al-Juhani yang kemudian disebarluaskan oleh Ghailan ad-Ddimasyqi. Menurut Ghian manusia berkuasa atas perbuatannya. Bila berbuat buruk semuanya itu atas kemauan bebas dan kemampuan dari manusia itu sendiri.
D. Aliran Mu’tazilah
Kaum Mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji’ah. Dalam pembahasan teologi, mereka banyak memakai akal sehingga mereka mendapat sebutan “Kaum Rasionalis Islam”.
Aliran Mu’tazilah timbul di zaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan dan anaknya Hiyam Ibnu Abdul Malik. Pembangun Mazhab ini adalah Abu Huzdaifah Washil bin ‘Atha al-Ghazali (Wasil bin ‘Atha),yang lahir di madinah pada tahun 80 H (689 M) dan meninggal pada tahun 131 H (74 9) di basrah.
E.Aliran Syi’ah
Syi’ah mengandung arti pengikut, perkatan Syi’ah secara khusus adalah untuk orang-orang yang mengangkat Ali dan keluarganya untuk menjadi khalifah dan berpendapat bahwa Ali dan keluarganya yang berhak menjadi khalifah. Golongan ini terlalu mangagung-ngagungkan keturunan Nabi, mereka mendahulukan keturunan nabi untuk menjadi khalifah. Tidak sah dan menyeleweng apabila suatu pemerintahan tidak di pimpin olehAli dan keturunanya.
Imamah bagi Syi’ah wajib di imani sebagai iman kepada Nubuwwah. Imamah itu jabatan yang di berika Tuhan dan seorang Imam, pasti maksum dari segala dosa dan kesalahan.
Menurut prof.Dr.Hasbi Ash-Shiddiqy bahwa golongan Syi’ah terhadap Ali terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a.>Golongan Mufadldiah, yaitu golongan yang mengutamakan Alli atas segala sabahat tanpa mengkafirkan sahabat.
b.>Golongan Rafidhah, yaitu segolongan Imamiah dan golongan Jurudiyah dari golongan Zaidiyah.
c.>Golongan Ghulah, yaitu golongan yang amat berlebih-lebihan terhadap Ali dan keturunanyan.
Salasatu penyebab terpecahnya golongan Syi’ah adanya konsep Tasybih dan Tajsim. Menurut al-Bagdadi, lshirnya konsep Tasybih dan Tajsim untuk pertama kalinya berasal dari golongan Ghulatusu Syi’ah dan Rawafidh.
F. Aliran Asy’ariah
Sebab utama keluarnya adalah perpecahan yang dialami oleh kaum muslimin. Ia khawatir al-Qur’an dan Hadits menjadi korban darti paham Mu’taizlah yang memuja akal pikiran, selain itu juga khawatir terhadap sikap ahli hadits antrhopomorphisme yang hanya memegang nash secara tesktualitas, yang akan menyeret islam kepada kebekuan dan kelemahan.
G. Aliran Mutaridiyah
Pembangun aliran maturidiyah adalah abu Mansur Ibn Muhmma Ibn Al-maturidi yang lahir di Samarkand pada pertengahan abad 9 M.dan meninggal tahun 94 M. teologi yang di timbulkan nya adalah Ahli Sunnah. Megenai sifat-sifat Tuhan aliran ini sama dengan golongan Asy’ariyah.



H. Aliran Salafiyah
Adalah orang-orang hanabilah, yaitu pengikut Imam Ahmad bin Hambal yang berusaha menghidupkan dan mempertahankan teologi ulama-ulama salaf yang berpuncak pada ajaran Ahmad bin Hambal yang muncul pada abad lV Hijriah.
Ciri khas golongan ini  adalah, mereka kembali pada penafsiran harfiah (literalis) atau nash dan memunculkan tradisi hukum, terutama pemikiran Ahmad bin Hambal menolak dominasi akal dalam memecahkan masalah keagamaan.
 Bagi Ahmad bin Hambal,Iman adalah perkataan dan perbuatan yang dapat berkurang dan bertambah, dengan kata lain iman meliputi perkataan dan perbuatan, iman akan bertambah dengan melakukan perbuatan yang baik dan akan berkurang bila mengerjakan kemaksitan.
   





Blog, Updated at: 19.16

0 komentar:

Posting Komentar