BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan secara
nasional dewasa ini, sebagai harapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dengan berbagai strategi inovasi pendidikan, tetapi kenyataanya sampai saat ini
masih belum berhasil sesuai dengan harapan. Bahkan hampir dikatakan bukan
kemajuan yang diperoleh, tapi sebuah kemunduran yang tak pernah terjadi selama
bangsa ini berdiri.
Kalimat tersebut mungkin sangat
radikal untuk diungkapkan, tapi inilah kenyataan yang terjadi dilapangan, sebagai
sebuah ungkapan dari seorang guru yang mengkhawatirkan perkembangan pendidikan
dewasa ini. Secara umum Dunia Pendidikan memang belum pernah benar-benar
menjadi wacana yang dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang
bersentuhan langsung maupun tidak langsung tentang inovasi pendidikan. Namun
demikian, bukan berarti bahwa permasalahan pendidikan dewasa ini tidak pernah
menjadi perhatian pemerintah.
Upaya-upaya peningkatan kualitas
serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak
pemerintah, walau sampai saat ini kita belum melihat hasil dari usaha tersebut.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah biasanya hanya bersifat konstitusional
demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara
global, misalnya dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan Ujian
Nasional.
Berdasarkan situasi baru di
lapangan terutama di SD Negeri 2 Pasirlawang mutu pendidikan kurang berhasil
dengan baik. Semua itu dibuktikan adanya ketidakmampuan anak-anak menghubungkan
antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk
memecahkan persoalan sehari-hari. Apa yang anak-anak peroleh di sekolah,
sebagian hanya hafalan dengan tingkat pemahaman yang rendah. Anak-anak hanya
tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta-fakta, sementara keterkaitan antara
fakta-fakta itu dengan pemecahan masalah belum mereka kuasai. Itu sebagian dari
persoalan dalam dunia pendidikan kita saat ini yang perlu kita benahi bersama.
Salah satu bentuk usaha meningkatkan mutu pendidikan kita yaitu adanya suatu
perubahan baru, dan kualitatif berbeda dari hal ( yang ada sebelumnya ), serta
sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu
dalam pendidikan ( Udin Saefudin Sa’ud, 2008 : 3 ).
Apa bila permasalahan yang sekarang
terjadi di SD Negeri 2 Pasirlawang tidak ditindaklanjuti akan mengancam dan
menghambat inovasi pendidikan sesuai dengan harapan dari Pemerintah. Dalam era
desentralisasi seperti saat ini, di mana sektor pendidikan juga dikelola secara
otonom oleh pemerintah daerah, dan praksis pendidikan harus ditingkatkan ke
arah yang lebih baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan daerah maupun
kepentingan nasional. Manajemen sekolah saat ini memiliki kecenderungan ke arah
school based management. Dalam konteks school based management, sekolah harus
meningkatkan keikutsertaan masyarakat lokal dalam pengelolaannya untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensinya. Meskipun demikian otonomi pendidikan
dalam konteks school based management harus dilakukan dengan selalu mengacu
pada accountability (pertanggungjawaban kualitas) terhadap masyarakat,
orangtua, siswa, maupun pemerintah pusat dan daerah.
Agar desentralisasi dan otonomi
pendidikan berhasil dengan baik, kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan.
Pemberdayaan berarti peningkatan kemampuan secara fungsional sehingga kepala
sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Dengan proses dan program pemberdayaan, mereka akhirnya harus memiliki kinerja
yang profesional dan fungsional. Kepala sekolah harus bertindak sebagai manajer
dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer yang baik, kepala sekolah harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal dalam
mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Dari segi kepemimpinan, seorang
kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional agar
semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinaan
transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang
mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong semua unsur yang ada di
sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur
sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa,
masyarakat, dsb.) bersedia, tanpa paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam
melakukan inovasi pendidikan.
Motivasi merupakan kekuatan
pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan peningkatan
prestasi kerja dirinya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, penulis
dapat menyimpulkan bahwa keberhasilan pemimpin dalam inovasi pendidikan
diperlukan pengetahuan dan kemampuan menciptakan situasi dan iklim kerja yang
kondusif, sehingga menimbulkan motivasi pada guru, siswa dan masyarakat. Selain
memotivasi kepala sekolah juga harus mampu memberikan suri tauladan atau contoh
yang baik kepada bawahan, guna menumbuh kembangkan prestasi kerja bawahannya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah yang akan dibahas
adalah :
1.
Bagaimanakah konsep inovasi pendidikan ?
2.
Bagaimanakah inovasi pendidikan di era modernisasi ?
3.
Bagaimanakah karakteristik inovasi pendidikan ?
C.
Tujuan
Makalah
Sebelum
melaksanakan pembuatan makalah kita harus mengetahui dahulu tujuan yang hendak
dicapai. Karena tujuan itu merupakan pedoman untuk menentukan langkah yang akan
ditempuh.
Sesuai
dengan rumusan masalah, maka tujuan mengadakan pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui konsep inovasi pendidikan.
2.
Untuk mengetahui bentuk inovasi pendidikan di era modernisasi
3.
Untuk mengetahui bagaimana karakteristik inovasi pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Inovasi Pendidikan
Kata “innovation” (bahasa Inggris)
sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang
menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi
kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu
hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata
dan bahasa Inggris “discovery” dan “invention”.
“Discovery”, “invention”, dan
“innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia “penemuan”, maksudnya
ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik
sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau
memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin
hal yang baru diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan kita dewasa ini
menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya:
1. Bertambahnya
jumlah penduduk yang sangat cepat dan bertambahnya keinginan masyarakat untuk
mendapat pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana
pendidikan yang memadai.
2. Berkembangnya
ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan
penguasaan kemampuan terus-menerus, dan menuntut pendidikan yang lebih lama
sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).
3. Berkembangnya
teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan
lingkungannya,
Tantangan-tantangan tersebut, lebih
berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang, baik dari luar maupun
dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, di antaranya:
a. Sumber-sumber
yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif
dan efisien.
b. Sistem
pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum
serasi, relevan .
c. Pengelolaan
pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan
tuntutan keadaan.
d. Masih
kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinya dalam
praktik.
Keseluruhan tantangan dan persoalan
tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang
progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan yang
mendahulul percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan
baru sebagai hashil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang
tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Gagasan
dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan inovasi
pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah suatu
perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dan hal (yang ada sebelumnya),
serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan
tertentu dalam pendidikan. Dan definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa
istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut :
1.
“Baru” dalam inovasi
dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh
penerima inovasi.
2.
Kualitatif” berarti
inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali
unsur-unsur dalam pendidikan.
3.
“Hal” yang dimaksud
dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem
pendidikan.
4.
“Kesengajaan” merupakan
unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini.
5.
“Meningkatkan
kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan
sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur
organisasi.
6.
“Tujuan” yang
direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang
ingin dicapai.
Berikut ini contoh-contoh inovasi
pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial sesuai
dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan
perkembangan pendidikan dewasa ini.
Pembinaan
personalia.
Banyaknya
personil dan wilayah kerja.
Fasilitas
fisik.
Penggunaan
waktu.
Perumusan
tujuan.
Prosedur
Peran yang
diperlukan.
Wawasan dan
perasaan.
Bentuk
hubungan antar bagian (mekanisme kerja).
Hubungan dengan
sistem yang lain.
Strategi.
Desain.
Kesadaran dan
perhatian
Evaluasi.
Percobaan.
Para sasaran inovasi mencoba
menerapkan inovasi untuk membuktikan apakah memang benar inovasi yang dinilai
baik itu dapat diterapkan seperti yang diharapkan. Jika ternyata berhasil maka
inovasi akan diterima dan terlaksana dengan sempurna sesuai strategi inovasi
yang telah direncanakan.
B. Inovasi
Pendidikan di Era Modernisasi
Membicarakan inovasi sering orang
mengajukan pertanyaan tentang modernisasi, karena antara keduanya tampak
persamaan yaitu kedua-duanya merupakan perubahan sosial. Agar dapat mengetahui
apa perbedaan dan juga kaitan antara inovasi dan modernisasi, perlu dipahami
apa inovasi dan apa modernisasi, baru kemudian dicari kaitan antara keduanya.
Istilah (term) “modern” mempunyai
berbagali macam arti dan juga mengandung berbagai macam tambahan arti
(connotations). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang
tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit,
sekolah, perguruan tinggi, perumahan, pakatan, serta berbagai macam kebiasaan.
Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke
arah yang lebih baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih
meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih
efektif dan efisien untuk mencapali tujuan. Eissentadt (dalam M. Francais
Abraham, 1980:4) menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses
perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik.
Adapun ciri-ciri manusia modern,
antara lain :
a. Bersikap
terbuka terhadap pengalaman baru, artinya jika menghadapi tawaran atau ajakan
hal-hal yang baru yang lebih menguntungkan untuk kehidupannya akan selalu mau
memikirkan dan kemudian mau menerimanya.
b. Selalu
siap menghadapi perubahan sosial, artinya siap untuk menerima
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat
c. Berpandangan
yang luas, artinya pendapat-pendapatnya tidak hanya berdasarkan apa yang ada
pada dirinya, tetapi mau menerima pendapat yang datang dari luar dirinya serta
dapat memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang lain.
d. Mempunyai
dorongan ingin tahu yang kuat. Manusia modern akan selalu berusaha memperoleh
informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya dan juga informasi yang
bermanfaat utuk meningkatkan kehidupannya.
e. Manusia
modern Ilebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang
daripada masa yang lampau. Manusia modern tidak hanya akan mengenang kejayaan
atau kegagalan masa lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa
sekarang dan yang dating.
f. Manusia
modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik jangka panjang
maupun jangka pendek.
g. Manusia
modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia
daripada takdir atau pembawaan.
h. Manusia
modern menghargai ketrampilan teknik dan juga menggunakannya seba gai dasar
pemberian imbalan.
i.
Wawasan pendidikan dan
pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasan yang lebih maju tentang pendidikan
dan pekerjaan.
j.
Manusia modern
menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah seperti
wanita, anak-anak, dan bawahannya.
k. Memahami
perlunya produksi. Manusia modern dalam mengambil keputusan akan
mempertimbangkan juga sejauh mana dampak terhadap hasil produksi .
Berdasarkan uraian di atas kaitan
antara inovasi dan modernisasi. Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan
perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dan perubahan itu.
Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebaga sesuatu yang
baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisas menekankan pada adanya
proses perubahan dan tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang
sudah maju.
C.
Karakteristik
Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat
luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya
penyebarluasan penggunaan komputer dan “blue jean”. Adapun karakteristik
inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi,
sebagai berikut :
1. Keuntungan
relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
2. Kompatibel
(compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values),
pengalaman lalu, dan kebutuhan dan penerima.
3. Kompleksitas
(complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi
bagi penerima.
4. Trialabilitas
(trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5. Dapat
diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.
D.
Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Inovasi Pendidikan
Indikasi perkembangan kemajuan zaman
yang semakin tanpa batas dan dikemas dalam frame globalisasi, membuktikan bahwa
adanya peningkatan Human Resources dari hari ke hari. Peningkatan ini semakin
menunjukkan lompatan dan percepatan yang luar biasa.
Sehubungan dengan narasi di atas, dalam
dunia pendidikan akan ada benang merah yang mengarah pada pertanyaan, “sudah
siapkah lembaga pendidi kan/sekolah mengantisipasi percepatan kemajuan zaman
tersebut ?“. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu upaya ekstra keras
lembaga pendidikan dalam mempersiapkan infrastrukturnya baik perangkat keras,
maupun perangkat lunak sumber daya manusianya. Sebagai menara gading maka
sekolah identik dengan mencetak cendikia-cendikia yang cerdik, cerdas, jujur,
dan bertanggung jawab. Perubahan sekolah akan diawali dari manajerial sekolah,
mulai dan Planning/Perencanaan, Organizing, Pengorganisasian,
Actuating/Pengerahan, dan Controlling/Pengawasan.
Perubahan yang tenjadi harus bersifat
inovasi, sebab dengan inovasi akan lahir hal-hal baru yang bisa diaplikasikan
untuk memajukan lembaga pendidikan. Sedahsyat apa inovasi yang telah dilakukan
di sekolah, tergantung sedahsyat apa kepala sekolah dalam memanagement sekolah.
Sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Manajemen Sekolah (2000 : 3), “Jadi
Kepala Sekolah mengatur agar pada guru dan staf lain bekerja secara optimal,
dengan mendayagunakan sarana/prasarana yang dimiliki serta potensi masyarakat
demi mendukung ketercapalan tujuan sekolah”.
Perubahan sekolah dan tujuan sekolah adalah
dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, dua aspek ini merupakan titian dalam
menuju pintu gerbang perubahan mutu pendidikan. Hal ini sudah sejalan dengan
pengembangan di bidang kurikulum, saat ini dengan berlakunya Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan/KTSP maka setiap sekolah diwajibkan memiliki visi dan misi
yang jelas, kongkret, dan mampu diraih. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Buku
Saku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP SD (2007:4) .
Visi dan misi sekolah yang merupakan
muara dalam setiap perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan kontrol pihak
manajerial sekolah. Visi dan Misi ini dapat dijadikan start untuk menyusun
program sekolah yang bersifat inovatif. Ketika evaluasi akhir mutu sekolah
diserahkan kepada masyarakat, maka sejak saat itulah fungsi dan peranan kepala
sekolah menjadi “agent of change “. Hal ini juga semakin ditegaskan dengan
fungsi dan peranan Kepala Sekolah sebagai “agent of change “. Tugas Kepala
Sekolah adalah sebagai agen utama perubahan yang mendorong dan mengelola agar
semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan
tersebut. Upaya kepala sekolah sebagai agen perubahan bisa meliputi:
1.
Catalyst
Catalyst berperan meyakinkan orang lain
tentang perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Misalnya kepala
sekolah menyakinkan orang tua siswa untuk memupuk disiplin anak.
2.
Solution Givers
Berperan untuk mengingatkan akan tujuan
akhir dan perubahan yang dilaksanakan. Cara boleh berubah, tetapi tujuan akhir
harus tetap dipertahankan.
3.
Process Helpers
Berperan membantu kelancaran proses
perubahan, khususnya menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan
antara pihak-pihak yang terkait.
4. Resources
Linkers
Berperan untuk menghubungkan orang
dengan pemilik sumber dana/alat yang diperlukan.
Tahapan yang dapat dipersiapkan dalam
mengelola inovasi sekolah adalah sebagali berikut :
a. Tahap
Penemuan, misalnya kepala sekolah menemukan bahwa siswa tidak disiplin.
b. Tahap
Pengkomunikasian, temuan tersebut dikomunikasikan dengan pihak terkait, untuk mendapatkan konfirmasi apakah hal itu
memang benar-benar terjadi.
c. Tahap
Pengkajian, masalah tersebut dikaji untuk ditemukan penyebabnya. Untuk itu
perlu digali data yang relevan, kemudian dianalisis secara cermat.
d. Tahap
Mencari Sumber Pendukung, artinya mencari sumber, baik orang maupun sarana
untuk melaksanakan perubahan yang akan dirancang.
e. Tahap
Trial/Mencoba, dalam tahap ini ditentukan langkah perubahan yang akan ditempuh,
termasuk personalia pelaksananya.
f. Memperluas
dukungan, artinya mencari dukungan dan berbagai pihak yang terkait untuk
pelaksanaan perubahan tersebut.
g. Pembaharuan,
pada tahap ini perubahan dimulai, selanjutnya merupakan problem solving yaitu
memecahkan masalah yang muncul akibat perubahan tersebut.
Agar perubahan dapat terjadi dan berjalan
dengan baik, maka kepala sekolah harus berperan sebagai pemimpin yang memiliki
visi jelas, yaitu gambaran sekolah yang dicita-citakan. Disamping itu kepala
sekolah harus mampu membimbing, mendorong, dan mengorganisasikan staf dengan
baik. Dukungan staf dan pihak terkait sangat penting dalam mengelola perubahan,
cara memperoleh dan mempertahankan dukungan antara lain ,(1) mengundang umpan
balik dari semua pihak sehingga yang bersangkutan merasa ikut memiliki program
perubahan tersebut; (2) memberikan masukan yang konstruktif ke pihak pelaksana
; (3) melibatkan sebanyak mungkin pihak terkait, agar merasa dihargai.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsep inovasi pendidikan adalah
ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada
lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya
tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru diadakan dengan maksud untuk
mencapai tujuan tertentu.
Inovasi pendidikan di era modernisasi,
untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju
dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup
Karakteristik inovasi pendidikan adalah
Keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas, trialabilitas, dan dapat diamati.
Inovasi sekolah adalah langkah tepat
yang harus diambil oleh kepala sekolah, hal ini mengingat percepatan kemajuan
zaman semakin melaju dengan akselerasi yang luar biasa, sementara itu dunia
pendidikan juga dituntut untuk mengimbangi percepatan kemajuan tersebut.
Kepala sekolah memang merupakan
“lokomotif” dari sebuah lembaga pendidikan/sekolah, maju tidaknya sekolah
tergantung dari upaya keras kepala sekolah dalam memanagement sekolah tersebut.
Semakin berkualitas kepala sekolah dalam meningkatkan Total Quality Management,
maka akan berkorelasi dengan bervanriasinya sekolah melakukan inovasi
pendidikan.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut
:
1. Perlu
dilakukan inovasi pendidikan terutama di Sekolah Dasar.
2. Perlu
dirancang terus inovasi pendidikan di era modernisasi
3. Karakteristik
inovasi harus dicermati ke arah mana tujuan/harapan yang yang diinginkan.
4. Dalam
pelaksanaan inovasi pendidikan, kepala sekolah dalam harus berupaya keras dalam
memanagement sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Francis
Abraham.(1980). Perspective on Modernization Toward General Theory of Third
World Developmen. Washington : Univercity Press of Amerika
Departemen
Pendidikan Nasional.(2004). UU Pendidikan RI No.20 tahun 2003. Jakarta:
Depdiknas.
Departemen
Pendidikan Nasional.(2000). Management Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Departemen
Pendidikan Nasional.(2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran . Jakarta:
Depdiknas.
Maleong, IL.
(2002). Metode Penelitian Kualitatif Bandung. PT. Rosda Karya.
Udin Saefudin
Sa’ud. ( 2008 ). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabet
0 komentar:
Posting Komentar