Makalah Inovasi Pendidikan

Written By Unknown on Kamis, 20 Maret 2014 | 10.19

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan secara nasional dewasa ini, sebagai harapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai strategi inovasi pendidikan, tetapi kenyataanya sampai saat ini masih belum berhasil sesuai dengan harapan. Bahkan hampir dikatakan bukan kemajuan yang diperoleh, tapi sebuah kemunduran yang tak pernah terjadi selama bangsa ini berdiri.
Kalimat tersebut mungkin sangat radikal untuk diungkapkan, tapi inilah kenyataan yang terjadi dilapangan, sebagai sebuah ungkapan dari seorang guru yang mengkhawatirkan perkembangan pendidikan dewasa ini. Secara umum Dunia Pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana yang dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung tentang inovasi pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan pendidikan dewasa ini tidak pernah menjadi perhatian pemerintah.
Upaya-upaya peningkatan kualitas serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat ini kita belum melihat hasil dari usaha tersebut. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah biasanya hanya bersifat konstitusional demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global, misalnya dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan Ujian Nasional.

Berdasarkan situasi baru di lapangan terutama di SD Negeri 2 Pasirlawang mutu pendidikan kurang berhasil dengan baik. Semua itu dibuktikan adanya ketidakmampuan anak-anak menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan sehari-hari. Apa yang anak-anak peroleh di sekolah, sebagian hanya hafalan dengan tingkat pemahaman yang rendah. Anak-anak hanya tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta-fakta, sementara keterkaitan antara fakta-fakta itu dengan pemecahan masalah belum mereka kuasai. Itu sebagian dari persoalan dalam dunia pendidikan kita saat ini yang perlu kita benahi bersama. Salah satu bentuk usaha meningkatkan mutu pendidikan kita yaitu adanya suatu perubahan baru, dan kualitatif berbeda dari hal ( yang ada sebelumnya ), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan ( Udin Saefudin Sa’ud, 2008 : 3 ).
Apa bila permasalahan yang sekarang terjadi di SD Negeri 2 Pasirlawang tidak ditindaklanjuti akan mengancam dan menghambat inovasi pendidikan sesuai dengan harapan dari Pemerintah. Dalam era desentralisasi seperti saat ini, di mana sektor pendidikan juga dikelola secara otonom oleh pemerintah daerah, dan praksis pendidikan harus ditingkatkan ke arah yang lebih baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan daerah maupun kepentingan nasional. Manajemen sekolah saat ini memiliki kecenderungan ke arah school based management. Dalam konteks school based management, sekolah harus meningkatkan keikutsertaan masyarakat lokal dalam pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas dan efisiensinya. Meskipun demikian otonomi pendidikan dalam konteks school based management harus dilakukan dengan selalu mengacu pada accountability (pertanggungjawaban kualitas) terhadap masyarakat, orangtua, siswa, maupun pemerintah pusat dan daerah.
Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan berhasil dengan baik, kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan berarti peningkatan kemampuan secara fungsional sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Dengan proses dan program pemberdayaan, mereka akhirnya harus memiliki kinerja yang profesional dan fungsional. Kepala sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer yang baik, kepala sekolah harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.
Dari segi kepemimpinan, seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinaan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong semua unsur yang ada di sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dsb.) bersedia, tanpa paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam melakukan inovasi pendidikan.
Motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan peningkatan prestasi kerja dirinya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa keberhasilan pemimpin dalam inovasi pendidikan diperlukan pengetahuan dan kemampuan menciptakan situasi dan iklim kerja yang kondusif, sehingga menimbulkan motivasi pada guru, siswa dan masyarakat. Selain memotivasi kepala sekolah juga harus mampu memberikan suri tauladan atau contoh yang baik kepada bawahan, guna menumbuh kembangkan prestasi kerja bawahannya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimanakah konsep inovasi pendidikan ?
2. Bagaimanakah inovasi pendidikan di era modernisasi ?
3. Bagaimanakah karakteristik inovasi pendidikan ?
C.    Tujuan Makalah
Sebelum melaksanakan pembuatan makalah kita harus mengetahui dahulu tujuan yang hendak dicapai. Karena tujuan itu merupakan pedoman untuk menentukan langkah yang akan ditempuh.
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan mengadakan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui bentuk inovasi pendidikan di era modernisasi
3. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik inovasi pendidikan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Inovasi Pendidikan
Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dan bahasa Inggris “discovery” dan “invention”.
“Discovery”, “invention”, dan “innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia “penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya:
1.      Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
2.      Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus, dan menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).
3.      Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya,
Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang, baik dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, di antaranya:
a.       Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.
b.      Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan .
c.       Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan.
d.      Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinya dalam praktik.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan yang mendahulul percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru sebagai hashil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan inovasi pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dan hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Dan definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut :
1.         “Baru” dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi.
2.         Kualitatif” berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan.
3.         “Hal” yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan.
4.         “Kesengajaan” merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini.
5.         “Meningkatkan kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
6.         “Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai.

Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
 Pembinaan personalia.
 Banyaknya personil dan wilayah kerja.
 Fasilitas fisik.
 Penggunaan waktu.
 Perumusan tujuan.
 Prosedur
 Peran yang diperlukan.
 Wawasan dan perasaan.
 Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja).
 Hubungan dengan sistem yang lain.
 Strategi.
 Desain.
 Kesadaran dan perhatian
 Evaluasi.
 Percobaan.
Para sasaran inovasi mencoba menerapkan inovasi untuk membuktikan apakah memang benar inovasi yang dinilai baik itu dapat diterapkan seperti yang diharapkan. Jika ternyata berhasil maka inovasi akan diterima dan terlaksana dengan sempurna sesuai strategi inovasi yang telah direncanakan.
B.     Inovasi Pendidikan di Era Modernisasi
Membicarakan inovasi sering orang mengajukan pertanyaan tentang modernisasi, karena antara keduanya tampak persamaan yaitu kedua-duanya merupakan perubahan sosial. Agar dapat mengetahui apa perbedaan dan juga kaitan antara inovasi dan modernisasi, perlu dipahami apa inovasi dan apa modernisasi, baru kemudian dicari kaitan antara keduanya.
Istilah (term) “modern” mempunyai berbagali macam arti dan juga mengandung berbagai macam tambahan arti (connotations). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, perumahan, pakatan, serta berbagai macam kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapali tujuan. Eissentadt (dalam M. Francais Abraham, 1980:4) menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik.
Adapun ciri-ciri manusia modern, antara lain :
a.       Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, artinya jika menghadapi tawaran atau ajakan hal-hal yang baru yang lebih menguntungkan untuk kehidupannya akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya.
b.      Selalu siap menghadapi perubahan sosial, artinya siap untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat
c.       Berpandangan yang luas, artinya pendapat-pendapatnya tidak hanya berdasarkan apa yang ada pada dirinya, tetapi mau menerima pendapat yang datang dari luar dirinya serta dapat memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang lain.
d.      Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat. Manusia modern akan selalu berusaha memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya dan juga informasi yang bermanfaat utuk meningkatkan kehidupannya.
e.       Manusia modern Ilebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang daripada masa yang lampau. Manusia modern tidak hanya akan mengenang kejayaan atau kegagalan masa lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa sekarang dan yang dating.
f.       Manusia modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
g.      Manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripada takdir atau pembawaan.
h.      Manusia modern menghargai ketrampilan teknik dan juga menggunakannya seba gai dasar pemberian imbalan.
i.        Wawasan pendidikan dan pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasan yang lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan.
j.        Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah seperti wanita, anak-anak, dan bawahannya.
k.      Memahami perlunya produksi. Manusia modern dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan juga sejauh mana dampak terhadap hasil produksi .
Berdasarkan uraian di atas kaitan antara inovasi dan modernisasi. Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dan perubahan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebaga sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisas menekankan pada adanya proses perubahan dan tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju.
C.    Karakteristik Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan komputer dan “blue jean”. Adapun karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut :
1.      Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
2.      Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dan penerima.
3.      Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
4.      Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
5.      Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi.

D.    Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Inovasi Pendidikan
Indikasi perkembangan kemajuan zaman yang semakin tanpa batas dan dikemas dalam frame globalisasi, membuktikan bahwa adanya peningkatan Human Resources dari hari ke hari. Peningkatan ini semakin menunjukkan lompatan dan percepatan yang luar biasa.
Sehubungan dengan narasi di atas, dalam dunia pendidikan akan ada benang merah yang mengarah pada pertanyaan, “sudah siapkah lembaga pendidi kan/sekolah mengantisipasi percepatan kemajuan zaman tersebut ?“. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu upaya ekstra keras lembaga pendidikan dalam mempersiapkan infrastrukturnya baik perangkat keras, maupun perangkat lunak sumber daya manusianya. Sebagai menara gading maka sekolah identik dengan mencetak cendikia-cendikia yang cerdik, cerdas, jujur, dan bertanggung jawab. Perubahan sekolah akan diawali dari manajerial sekolah, mulai dan Planning/Perencanaan, Organizing, Pengorganisasian, Actuating/Pengerahan, dan Controlling/Pengawasan.
Perubahan yang tenjadi harus bersifat inovasi, sebab dengan inovasi akan lahir hal-hal baru yang bisa diaplikasikan untuk memajukan lembaga pendidikan. Sedahsyat apa inovasi yang telah dilakukan di sekolah, tergantung sedahsyat apa kepala sekolah dalam memanagement sekolah. Sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Manajemen Sekolah (2000 : 3), “Jadi Kepala Sekolah mengatur agar pada guru dan staf lain bekerja secara optimal, dengan mendayagunakan sarana/prasarana yang dimiliki serta potensi masyarakat demi mendukung ketercapalan tujuan sekolah”.
Perubahan sekolah dan tujuan sekolah adalah dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, dua aspek ini merupakan titian dalam menuju pintu gerbang perubahan mutu pendidikan. Hal ini sudah sejalan dengan pengembangan di bidang kurikulum, saat ini dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP maka setiap sekolah diwajibkan memiliki visi dan misi yang jelas, kongkret, dan mampu diraih. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Buku Saku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP SD (2007:4) .
Visi dan misi sekolah yang merupakan muara dalam setiap perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan kontrol pihak manajerial sekolah. Visi dan Misi ini dapat dijadikan start untuk menyusun program sekolah yang bersifat inovatif. Ketika evaluasi akhir mutu sekolah diserahkan kepada masyarakat, maka sejak saat itulah fungsi dan peranan kepala sekolah menjadi “agent of change “. Hal ini juga semakin ditegaskan dengan fungsi dan peranan Kepala Sekolah sebagai “agent of change “. Tugas Kepala Sekolah adalah sebagai agen utama perubahan yang mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan tersebut. Upaya kepala sekolah sebagai agen perubahan bisa meliputi:
1. Catalyst
Catalyst berperan meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Misalnya kepala sekolah menyakinkan orang tua siswa untuk memupuk disiplin anak.

2. Solution Givers
Berperan untuk mengingatkan akan tujuan akhir dan perubahan yang dilaksanakan. Cara boleh berubah, tetapi tujuan akhir harus tetap dipertahankan.
3. Process Helpers
Berperan membantu kelancaran proses perubahan, khususnya menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan antara pihak-pihak yang terkait.
4. Resources Linkers
Berperan untuk menghubungkan orang dengan pemilik sumber dana/alat yang diperlukan.
Tahapan yang dapat dipersiapkan dalam mengelola inovasi sekolah adalah sebagali berikut :
a.       Tahap Penemuan, misalnya kepala sekolah menemukan bahwa siswa tidak disiplin.
b.      Tahap Pengkomunikasian, temuan tersebut dikomunikasikan dengan pihak terkait,  untuk mendapatkan konfirmasi apakah hal itu memang benar-benar terjadi.
c.       Tahap Pengkajian, masalah tersebut dikaji untuk ditemukan penyebabnya. Untuk itu perlu digali data yang relevan, kemudian dianalisis secara cermat.
d.      Tahap Mencari Sumber Pendukung, artinya mencari sumber, baik orang maupun sarana untuk melaksanakan perubahan yang akan dirancang.
e.       Tahap Trial/Mencoba, dalam tahap ini ditentukan langkah perubahan yang akan ditempuh, termasuk personalia pelaksananya.
f.       Memperluas dukungan, artinya mencari dukungan dan berbagai pihak yang terkait untuk pelaksanaan perubahan tersebut.
g.      Pembaharuan, pada tahap ini perubahan dimulai, selanjutnya merupakan problem solving yaitu memecahkan masalah yang muncul akibat perubahan tersebut.
Agar perubahan dapat terjadi dan berjalan dengan baik, maka kepala sekolah harus berperan sebagai pemimpin yang memiliki visi jelas, yaitu gambaran sekolah yang dicita-citakan. Disamping itu kepala sekolah harus mampu membimbing, mendorong, dan mengorganisasikan staf dengan baik. Dukungan staf dan pihak terkait sangat penting dalam mengelola perubahan, cara memperoleh dan mempertahankan dukungan antara lain ,(1) mengundang umpan balik dari semua pihak sehingga yang bersangkutan merasa ikut memiliki program perubahan tersebut; (2) memberikan masukan yang konstruktif ke pihak pelaksana ; (3) melibatkan sebanyak mungkin pihak terkait, agar merasa dihargai.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Konsep inovasi pendidikan adalah ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Inovasi pendidikan di era modernisasi, untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup
Karakteristik inovasi pendidikan adalah Keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas, trialabilitas, dan dapat diamati.
Inovasi sekolah adalah langkah tepat yang harus diambil oleh kepala sekolah, hal ini mengingat percepatan kemajuan zaman semakin melaju dengan akselerasi yang luar biasa, sementara itu dunia pendidikan juga dituntut untuk mengimbangi percepatan kemajuan tersebut.
Kepala sekolah memang merupakan “lokomotif” dari sebuah lembaga pendidikan/sekolah, maju tidaknya sekolah tergantung dari upaya keras kepala sekolah dalam memanagement sekolah tersebut. Semakin berkualitas kepala sekolah dalam meningkatkan Total Quality Management, maka akan berkorelasi dengan bervanriasinya sekolah melakukan inovasi pendidikan.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1.      Perlu dilakukan inovasi pendidikan terutama di Sekolah Dasar.
2.      Perlu dirancang terus inovasi pendidikan di era modernisasi
3.      Karakteristik inovasi harus dicermati ke arah mana tujuan/harapan yang yang   diinginkan.
4.      Dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kepala sekolah dalam harus berupaya keras dalam memanagement sekolah.


DAFTAR PUSTAKA
Francis Abraham.(1980). Perspective on Modernization Toward General Theory of Third World Developmen. Washington : Univercity Press of Amerika
Departemen Pendidikan Nasional.(2004). UU Pendidikan RI No.20 tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional.(2000). Management Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional.(2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran . Jakarta: Depdiknas.
Maleong, IL. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Bandung. PT. Rosda Karya.

Udin Saefudin Sa’ud. ( 2008 ). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabet
Blog, Updated at: 10.19

0 komentar:

Posting Komentar